Kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan koil pengapian rusak, antara lain:
- Pemasangan terminal yang salah yaitu (+) koil dihubungkan ke kontak pemutus arus (platina) dan terminal (-) dihubungkan ke terminal (IG) kunci kontak (polaritas salah). Kesalahan pemasangan tersebut akan menyebabkan lemahnya tegangan induksi yang dibangkitkan sampai setengah dari pemasangan yang benar.
- Koil dengan resistor sering terjadi kesalahan pemasangan yaitu resistor tidak difungsikan atau rangkaiannya sama dengan koil konvensional. Kesalahan pemasangan ini akan menyebabkan koil cepat rusak akibat arus primer yang terlalu besar.
- Membiarkan kunci kontak pada posisi ON saat mesin mati dalam waktu yang lama. Bila pada saat tersebut kontak pemutus (platina) pada posisi menutup maka terjadi aliran listrik pada primer koil, aliran listrik menyebabkan inti koil menjadi magnet, karena menutup dalam waktu lama maka energi listrik dirubah menjadi energi panas. Pada beberapa kasus panas yang dihasilkan koil menyebabkan olie pendingin menguap, tekanan didalam koil meningkat dan koil bisa meledak.
Jika koil pengapian rusak maka dapat menyebabkan beberapa masalah atau gangguan, diantaranya:
- Mesin tidak dapat dihidupkan karena tidak ada induksi.
- Mesin sulit dihidupkan karena tegangan induksi lemah.
- Terjadi kesalahan pembakaran (misfires) akibat tegangan induksi lemah.
- Setelah beberapa saat beroprasi mesin mati sendiri, setelah mesin dingin baru dapat dihidupkan kembali akibat terjadi hubungan pendek pada lilitan setelah koil panas.
Memeriksa Lilitan sekunder dan Primer Koil |
Memeriksa Tahanan Resistor dan Kebocoran ke Bodi |
Untuk memeriksa lilitan maupun kebocoran pada koil dapat menggunakan alat ohm meter, dengan cara pemeriksaan seperti gambar di bawah ini:
Lilitan yang Diperiksa
|
Posisi Ohm Meter
|
Colok (+)
|
Colok (-)
|
Hasil Normal
|
|
Resistor
|
1 XΩ
|
(+) koil
|
Terminal resistor (B)
|
Koil dengan External Resistor
|
1,1-1,3 Ω
|
Koil dengan Internal Resistor
|
0,9-1,2 Ω
|
||||
Lilitan
Primer
|
1 XΩ
|
(+) koil
|
(-) koil
|
Koil dengan External Resistor
|
1,3-1,36 Ω
|
Koil dengan Internal Resistor
|
1,5-1,9 Ω
|
||||
Lilitan
sekunder
|
1 XΩ
|
(+) koil
|
Terminal Tegangan
tinggi koil
|
Koil dengan External Resistor
|
10,7-14,5 KΩ
|
Koil dengan Internal Resistor
|
13,7-18,5 KΩ
|
||||
Kebocoran
ke bodi
|
1 XΩ
|
(+) koil
|
Bodi koil
|
Tak terhingga
|
Hal yang perlu diperhatikan saat memeriksa koil
Pemeriksaan koil pengapian dengan ohm meter pelaksanaannya mudah dan banyak menjadi rekomendasi dari produsen kendaraan. Tetapi validitas hasil pengukuran rendah, artinya hasil pengukuran menunjukan koil masih baik namun saat digunakan induksi tegangan tinggi ternyata lemah. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih valid sebaiknya menggunakan coil tester.
Koil dinyatakan baik bila mampu menghasilkan loncotan api dari kabel tegangan tinggi dengan massa pada jarak 10-12mm dengan stabil. Pengetesan yang baik dilakukan dalam waktu 10-15 menit sampai panas kerja koil normal.
Memeriksa koil dengan Koil Tester |
Pemeriksaan polaritas sistem pengapian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan voltmeter dan menggunakan arang pensil. Dengan Voltmeter jika polaritasnya terbalik maka gerakan jarum pengukur juga terbalik, sedangkan menggunakan pensil dapat dilihat dari sinar terang yang dihasilkan, bila sinar terang terjadi antara pensil dengan busi berarti polaritas negatif, sebaliknya bila polaritas positif maka sinar terang akan terjadi antara kabel tegangan tinggi dengan pensil.
Test Polaritas Koil Menggunakan Pensil |